Efek Rumah Kaca atau yang biasa kita sebut ini Global Warming ini dangat berbahaya bagi kelangsungan hidup makhluk hidup karena dapat menyebabkan ozon atau lapisan di atmosfer kita berlubang dan dapat menyebabkan punahnya manusia dan makhluk-makhluk lainnya yang hidup di bumi kita ini. Sebagai contoh di Arizona, Amerika serikat, di sana terdapat lubang besar di atas tanah yang disebabkan masuknya asteroid melalui lubang ozon yang terdapat di lapisan atmosfer kita.
Kita sudah tidak dapat melakukan penambalan pada lubang ozon ini tapi kita hanya dapat meminimalisirkan hal tersebut dengan cara mengurangi gas-gas yang membuat lubang ozon kita ini seperti menggantikan preon dengan hidrokarbon, mengurangi zat emisi dari kendaraan bermotor, dan juga kita dapat menanami kembali hutan yang gundul atau reboisasi.
Efek yang bisa kita rasakan dari efek rumah kaca ini adalah suhu udara yang bertambah. Saat ini suhu udara sudah naik 3 hingga 4 derajat celcius. Kita juga dapat melihat langsung apakah efek rumah kaca benar-benar terjadi dengan cara melihat langit. Apanila warnanya semakin merah berarti efek rumah kaca yang terjadi juga semakin besar pula.
Akan tetapi di Indonesia Khususnya Jakarta sebagai ibu kotanya, mengalami efek rumah kaca yang ringan karena suhu yang meningkat ini di sebabkan oleh letak geografisnya yang menunjukan bahwa Indonesia terletak di 950-1410 BT dan 60LS-110LU sehingga Indonesia terletak di daerah tropis.
Selain itu dalam konfrensi yang di adakan di Bali yang membahas tentang Global Warming, usulan untuk memberikan bantuan kepada negara yang melakukan penghijauan di tolak, padahal apabila di setujui Indonesia akan mendapatkan Uang sekitar 10 Milyar dolar per tahun. Apakah ini hanya politik luar negeri untuk menghancurkan negara-negara berkembang oleh negara-negara maju karena ia takut di saingi oleh negara-negara berkembang? Hal ini harus kita pertanyakan.
Kita sudah tidak dapat melakukan penambalan pada lubang ozon ini tapi kita hanya dapat meminimalisirkan hal tersebut dengan cara mengurangi gas-gas yang membuat lubang ozon kita ini seperti menggantikan preon dengan hidrokarbon, mengurangi zat emisi dari kendaraan bermotor, dan juga kita dapat menanami kembali hutan yang gundul atau reboisasi.
Efek yang bisa kita rasakan dari efek rumah kaca ini adalah suhu udara yang bertambah. Saat ini suhu udara sudah naik 3 hingga 4 derajat celcius. Kita juga dapat melihat langsung apakah efek rumah kaca benar-benar terjadi dengan cara melihat langit. Apanila warnanya semakin merah berarti efek rumah kaca yang terjadi juga semakin besar pula.
Akan tetapi di Indonesia Khususnya Jakarta sebagai ibu kotanya, mengalami efek rumah kaca yang ringan karena suhu yang meningkat ini di sebabkan oleh letak geografisnya yang menunjukan bahwa Indonesia terletak di 950-1410 BT dan 60LS-110LU sehingga Indonesia terletak di daerah tropis.
Selain itu dalam konfrensi yang di adakan di Bali yang membahas tentang Global Warming, usulan untuk memberikan bantuan kepada negara yang melakukan penghijauan di tolak, padahal apabila di setujui Indonesia akan mendapatkan Uang sekitar 10 Milyar dolar per tahun. Apakah ini hanya politik luar negeri untuk menghancurkan negara-negara berkembang oleh negara-negara maju karena ia takut di saingi oleh negara-negara berkembang? Hal ini harus kita pertanyakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar