Rabu, 11 Januari 2012

KEPEMIMPINAN

PENDAHULUAN

Dalam suatu organisasi terdapat beberapa jenjang jabatan yang jabatan tertinggi dipegang oleh seorang pemimpin. Namun seorang pemimpin bukan berarti ia memiliki jiwa kepemimpinan. Jiwa kepimpinan inilah yang sangat penting bagi seorang pemimpin.

Pemimpin yang ada di jaman sekarang ini, kebanyakan tidak memiliki jiwa kepemimpinan. Mental mereka adalah mental yang mudah goyah dengan faktor-faktor duniawi seperti kekayaan, jabatan, dan lain sebagainya. Untuk itu, dalam jaman yang modern ini, sangatlah dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan. Agar dalam menjalankan tugasnya ia tidak menghiraukan imbalan apapun, melainkan hanya menjalankan tugas dan mendapat kepercayaan serta dukungan dari rakyat serta bawahannya.

TOERI

A. Teori Timbulnya Kepemimpinan

Di antara berbagai teori yang menjelaskan sebab-sebab timbulnya kepemimpinan terdapat tiga teori yang menonjol, yaitu :
1. Teori Keturunan (Heriditary Theory)
2. Teori Kejiwaan (Psychological Theory)
3. Teori Lingkungan (Ecological Theory)

Masing – masing teori dapat dikemukakan secara singkat :
1. Teori Keturunan
Inti daripada teori ini, ialah :
a. Leaders are born not made.
b. Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat – bakat yang dimiliki sejak dalam Kandungan.
c. Seorang pemimpin lahir karena memamng ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya.

2. Teori Kejiwaan.
a. Leaders are made and not born.
b. Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan.
c. Setiap orang bias menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3. Teori Ekologis
a. Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori social.
b. Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada waktu akhir telah memiliki bakat, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman.
c. Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori social.
d. Teori yang mendekati kebenaran.

B. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Sifat

Di tinjau dari segi sejarah, pemimpin atau kepemimpinan lahir sejak nenek moyang, sejak terjadinya hubungan kerjasama atau usaha bersama antara manusia yang satu dengan dengan manusia yang lain untuk menjapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Jadi kepemimpinan lahir bersama – sama timbulnya peradaban manusia.

1. Machiavelli
Ia terkenal tentang nasehatnya mengenai kebijaksanaan yang harus dimiliki oleh seorang Perdana Mentri, yaitu antara lain harus mempunyai keahlian dalam :
a. Upacara – upacara ritual, kebaktian keagamaan
b. Peratuaran dan perundang – undangan
c. Pemindahan dan pengangkutan
d. Pemberian honorium/pembayaran dan kepangkatan
e. Upacara – upacara dan adat kebiasaan.
f. Pemindahan pegawai untuk menhindarkan kegagalan
g. Bertani dan pekerjaan lainnya.

2. Empuh Prapanca
Dengan bukunya yang terkenal Negara Kertagama menyebut 15 sifat yang baik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:
a. Wijana, sikap bijaksana
b. Mantri wira, sebagai pembela negara sejati
c. Wicaksaning naya, bijaksana dalam arti melihat masa lalu, kemampuan analisa, mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
d. Matanggwan, mendapat kepercayaan yang tinggi dari yang dipimpinnya.
e. Satya bakti haprabu, setia dan bakati kepada atasan (loyalitas).
f. Wakjana, pandai berpidato dan berdiplomasi.
g. Sajjawopasama, tidak sombong, rendah hati, manusiawi.
h. Dhirrottsaha, bersifat rajin sungguh- sungguh kreatif dan penuh inisiatif.
i. Tan-lalana, bersifat gembira, periang.
j. Disyacitra, Jujur terbuka.
k. Tancatrisan, tidak egoistis.
l. Masihi Samastha Bhuwana, bersifat penyayang, cinta alam.
m. Ginong Pratidina, tekun menegakkan kebenaran.
n. Sumantri, sebagai abdi negara yang baik.
o. Ansyaken musuh, mampuh memusnakan setiap lawan.

3. Ajaran Hasta Brata.
Hasta Bhrata (delapan pedoman pilihan) yang terdapat dalam kitab Ramayana berisi sifat - sifat positif sebagai pedoman bagi setiap pemimpin adalah :
a. Sifat matahari (surya) Yaitu:
- Menerangi dunia dan memberi kehidupan pada semua mahluk.
- Menjadi penerang selurah rakyat.
- Jujur dan rajin bekerja sehingga negara aman dan sentosa.
b. Sifat bulan (candra) yaitu:
- Memberi penerangan terhadap rakyat yang sedang dalam kegelapan (kesulitan).
- Menerangkan perasaan dan melindungi rakyat sehingga terasa tentram untuk menjalankan tugas masing- masing.
c. Sifat Bintang (kartika) yaitu:
- Menjadi pusat pandangan sumber susila dan budaya, dan menjadi suri tauladan
d. Sifat Awan yaitu :
- Dapat menciptakan kewibawaan
- Tindakan mendorong agar rakyat tetap taat.
e. Sifat Bumi yaitu:
- Ucapanya sederhana.
- Teguh, dan kokoh pendiriannya.
f. Sifat Samudera,yaitu:
- mempunyai pandangan yang luas
- membuat rakyat seia sekata.
g. Sifat Api (Agni) yaitu:
- Menghukum siapa saja yang bersalah tanpa pandang bulu.
h. Sifat Angin (Bayu) yaitu :
- terbuka dan tidak ragu – ragu terhadap semua masalah.
- Bersikap adil terhadap siapa pun.

4. The Traits and abilities Theory yang dikemukakan oleh stogdill dengan menekan pada kwalitas individu dan terdapat relevansi yang erat antara sifat dan kepemimpinan (capacity, status, participation, responsibility,achievement).

C. Teori Kepemimpinan Berdasarkan Tingkah Laku

Dengan memusatkan pada ciri-ciri dan gaya yang dimiliki oleh setiap pemimpin yang bersangkutan, mereka yakin akan berhasil dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya. Sehingga gaya dan ciri-ciri tersebut akan menimbulkan berbagai tipe.

Ada beberapa tipe kepemimpinan.

1. Tipe Otoriter

Tipe ini mempunyai sifat-sifat:
a. Semua kebijaksanaan ditentukan oleh pemimpin
b. Organisasi dianggap milik pribadi pemimpin
c. Segala tugas dan pelaksanaannya ditentukan oleh pemimpin .
d. Kurang ada partisipasi dari bawahan .
e. Tidak menerima kritik, saran dan pendapat bawahan .


2. Tipe Demokratis
a. Semua kebijaksanaan dan keputusan dilakukan sebagai hasil diskusi dan musyawarah
b. Kebijaksanaan yang akan dating ditentukan melalui musyawarah dan diskusi.
c. Anggota kelompok, bebas bekerjasama dengan anggota yang lain, dan berbagai tugas diserahkan kepada kelompok .
d. Kritik dan pujian bersifat objektif dan berdasarkan fakta-fakta .
e. Pemimpin ikut berpartisipasi dalam kegiatan sebagai anggota biasa .
f. Mengutamakan kerjasama .

3. Tipe Semuanya
a. Kebebasan diberikan sepenuhnya kepada kelompok atau perseorangan di dalam pengambilan kebijaksanaan maupun keputusan .
b. Pemimpin tidak terlibat dalam musyawarah kerja .
c. Kerjasama antara anggota tanpa campur tangan pemimpin .
d. Tidak ada kritik, pujian atau usaha mengatur kegiatan pemimpin .

Disamping ketiga gaya kepemimpinan diatas Sondang P.Siagian, MPA.,Ph.D. mengemukakan tipe pemimpin yang lain, ialah:

4. Tipe Militeristis
a. Lebih sering mempergunakan perintah terhadap bawahan .
b. Perintah terhadap bawahan sangat tergantung pada pangkat dan jabatan .
c. Menyenangi hal-hal yang bersifat formal .
d. Sukar menerima kritik .
e. Menggemari berbagai upacara .

5. Tipe Paternalistik
a. Bersikap melindungi bawahan .
b. Bawahan dianggap manusia yang belum dewasa .
c. Jarang ada kesempatan pada bawahan untuk mengambil inisiatif .
d. Bersikap maha tahu .

6. Tipe Karismatis
a. Mempunyai daya tarik yang besar, oleh karenanya mempunyai pengikut yang besar .
b. Daya tarik yang besar tersebut kemungkinan disebabkan adanya kekuatan gaib (supernature) .

Disamping teori yang telah dikemukakan diatas, ada teori lain yang Dikemukakan oleh W.J. Reddin dalam artikelnya yang berjudul “What Kind of Manager”.
Ada tiga pola dasar yang dapat dipakai untuk menentukan watak atau tipe seorang pemimpin. Ketiga pola dasar tersebut :
1. Berorientasi tugas (task orientation).
2. Berorientasi pada hubungan kerja (Relationship orientation).
3. Berorientasi pada hasil (effectiveness orientation).

Berdasarkan sedikit banyaknya orientasi atau penekanan ketiga hal diatas pada diri seorang pemimpin akan dapat ditentukan delapan tipe pemimpin masing-masing ialah:
1. Deserter
2. Bureaucrat
3. Missionary
4. Developer
5. Autocrat
6. Benevolent autocrat
7. Compromiser
8. Executive

Leadership: Teori Kepemimpinan

Kreiner menyatakan bahwa leadership adalah proses mempengaruhi orang lain yang mana seorang pemimpin mengajak anak buahnya secara sekarela berpartisipasi guna mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan Hersey menambahkan bahwa leadership adalah usaha untuk mempengaruhi individual lain atau kelompok. Seorang pemimpin harus memadukan unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain.

1. Genetic Theory

Pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat utama seorang pemimpin diperoleh secara genetik dari orang tuanya.

2. Traits theory

Teori ini menyatakan bahwa efektivitas kepemimpinan tergantung pada karakter pemimpinnya. Sifat-sifat yang dimiliki antara lain kepribadian, keunggulan fisik, dan kemampuan sosial. Karakter yang harus dimiliki seseorang manurut judith R. Gordon mencakup kemampuan istimewa dalam:
- Kemampuan Intelektual
- Kematangan Pribadi
- Pendidikan
- Statuts Sosial Ekonomi
- Human Relation
- Motivasi Intrinsik
- Dorongan untuk maju

Ronggowarsito menyebutkan seorang pemimpin harus memiliki astabrata, yakni delapan sifat unggul yang dikaitkan dengan sifat alam seperti tanah, api, angin, angkasa, bulan, matahari, bintang.

3. Behavioral Theory

Karena ketyerbatasan peramalan efektivitas kepemimpinan melalui trait, para peneliti mulai mengembangkan pemikiran untuk meneliti perilaku pemimpin sebagai cara untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Konsepnya beralih dari siapa yang memiliki memimpin ke bagaimana perilaku seorang untuk memimpin secara efektif.
a. Authoritarian, Democratic & Laissez Faire
Penelitian ini dilakukan oleh Lewin, White & Lippit pada tahun 1930 an. Mereka mengemukakan 3 tipe perilaku pemimpin, yaitu authoritarian yang menerapkan kepemimpinan otoriter, democratic yang mengikut sertakan bawahannya dan Laissez - Faire yang menyerahkan kekuasaannya pada bawahannya.

b. Continuum of Leadership behavior.
Robert Tannenbaum dan Warren H Schmidt memperkenalkan continnum of leadership yang menjelaskan pembagian kekuasaan pemimpin dan bawahannya. Continuum membagi 7 daerah mulai dari otoriter sd laissez - faire dengan titik dengan demokratis.

c. Teori Employee Oriented and Task Oriented Leadership - Leadership style matrix.
Konsep ini membahas dua orientasi kepemimpinan yaitu
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerjaan dimana perilaku pemimpinnya dalam penyelesaiannya tugasnya memberikan tugas, mengatur pelaksanaan, mengawasi dan mengevaluasi kinerja bawahan sebagai hasil pelaksanaan tugas.
- Kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai akan ditandai dengan perilaku pemimpinnya yang memandang penting hubungan baik dan manusiawi dengan bawahannya.

Pembahasan model ini dikembangkan oleh ahli psikologi industri dari Ohio State University dan Universitas of Michigan. Kelompok Ohio mengungkapkan dua dimensi kepemimpinan, yaitu initiating structure yang berorientasi pada tugas dan consideration yang berorientasi pada manusia. Sedangkan kelompok Michigan memakai istilah job-centered dan employee-centered.

d. The Managerial Grid
Teori ini diperkenalkan oleh Robert R.Blake dan Jane Srygley Mouton dengan melakukan adaptasi dan pengembangan data penelitian kelompok Ohio dan Michigan.

Blake & Mouton mengembangkan matriks yang memfokuskan pada penggambaran lima gaya kepemimpinan sesuai denan lokasinya.

Dari teori-teori diatas dapatlah disimpulkan bahwa behavioral theory memiliki karakteristik antara lain:
- Kepemimpinan memiliki paling tidak dua dimensi yang lebih kompleks dibanding teori pendahulunya yaitu genetik dan trait.
- Gaya kepemimpinan lebih fleksibel; pemimpin dapat mengganti atau memodifikasi orientasi tugas atau pada manusianya sesuai kebutuhan.
- Gaya kepemimpinan tidak gifted tetapi dapat dipelajari
- Tidak ada satupun gaya yang paling benar, efektivitas kepemimpinan tergantung pada kebutuhan dan situasi


Situational Leadership

Pengembangan teori ini merupakan penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori yang ada sebelumnya. Dasarnya adalah teori contingensi dimana pemimpin efektif akan melakukan diagnose situasi, memilih gaya kepemimpinan yang efektif dan menerapkan secara tepat.

Empat dimensi situasi secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap kepemimpinan seseorang.
- Kemampuan manajerial
kemampuan ini meliputi kemampuan sosial, pengalaman, motivasi dan penelitian terhadap reward yang disediakan oleh perusahaan.
- Karakteristik pekerjaan
tugas yang penuh tantangan akan membuat seseorang lebih bersemangat, tingkat kerjasama kelompok berpengaruh efektivitas pemimpinnya.
- Karakteristik organisas
budaya organisasi, kebijakan, birokrasi merupakan faktor yang berpengaruh pada efektivitas pemimpinnya.
- Karakteristik pekerja
kepribadian, kebutuhan, ketrampilan, pengalaman bawahan akan berpengaruh pada gaya memimpinnya.

1. Fiedler Contingency model
Model ini menyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling efektif tergantung pada situasi yang dihadapi dan perubahan gaya bukan merupakan suatu hal yang sulit.
Fiedler memperkenalkan tiga variabel yaitu:
- task structure
keadaan tugas yang dihadapi apakah structured task atau unstructured task
- leader-member relationship
hubungan antara pimpinan dengan bawahan, apakah kuat (saling percaya, saling menghargai) atau lemah.
- Position power
ukuran aktual seorang pemimpin, ada beberapa power yaitu:
a. legitimate power : adanya kekuatan legal pemimpin
b. reward power : kekuatan yang berasal imbalan yang diberikan pimpinan
c. coercive power : kekuatan pemimpin dalam memberikan ancaman
d. expert power : kekuatan yang muncul karena keahlian pemimpinnya
e. referent power : kekuatan yang muncul karena bawahan menyukai pemimpinnya
f. information power : pemimpin mempunyai informasi yang lebih dari bawahannya.

2. Model kepemimpinan situasional 'Life Cycle'
Harsey & Blanchard mengembangkan model kepemimpinan situasional efektif dengan memadukan tingkat kematangan anak buah dengan pola perilaku yang dimiliki pimpinannya.

Ada 4 tingkat kematangan bawahan, yaitu:
- M 1 : bawahan tidak mampu dan tidak mau atau tidak ada keyakinan
- M 2 : bawahan tidak mampu tetapi memiliki kemauan dan keyakinan bahwa ia bisa
- M 3 : bawahan mampu tetapi tidak mempunyai kemauan dan tidak yakin
- M 4 : bawahan mampu dan memiliki kemauan dan keyakinan untuk menyelesaikan tugas.


Ada 4 gaya yang efektif untuk diterapkan yaitu:
- Gaya 1 : telling, pemimpin memberi instruksi dan mengawasi pelaksanaan tugas dan kinerja anak buahnya.
- Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka kesempatan untuk bertanya bila kurang jelas.
- Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan.
- Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan tugas kepada bawahannya.

Transformational Leadership

Robert house menyampaikan teorinya bahwa kepemimpinan yang efektif menggunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas tinggi untuk meningkatkan karismatiknya. Dengan kharismanya pemimpin transformational akan menantang bawahannya untuk melahirkan karya istimewa.

Langkah yang dilaksanakan pemimpin ini biasanya membicarakan dengan pengikutnya bagaimana pentingnya kinerja mereka, bagaimana bangga dan yakinnya mereka sebagai anggota kelompok, bagaimana istimewanya kelompok yang akan menghasilkan karya luar biasa.

Beberapa contoh pemimpin transformational Lee Lacoca, Jack Welch


PEMBAHASAN

Dalam mencari pemimpin, khususnya pemimpin untuk negara Indonesia ini, sangatlah penting menyeleksi calon-calon pemimpin dengan ciri-ciri kepemimpinan yang telah dibahas di atas. Hal ini ditujukan agar kelak negara maupun organisasi yang dipimpinnya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan serta tidak dicoreng dengan istilah, korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal ini juga perlu ditanamkan pada generasi-generasi penerus yang nantinya akan menggantikan pemimpin yang ada sekarang ini.


Sumber :
http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/teori-kepemimpinan.html
http://quinshalsa.wordpress.com/2010/02/08/leadership-teori-kepemimpinan/#more-3

Nama : Nur Muhamad Iskandar
NPM : 15110137
Kelas : 2KA24

KONFLIK INTRA KELOMPOK

PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial tentunya memerlukan orang lain untuk dapat bertahan hidup. Atau mungkin dalam penerapan hidup, manusia memiliki cita-cita dan tujuan yang sama satu dengan yang lainnya. Atau Di dalam suatu daerah terdapat kelompok yang sama adat dan budayanya, yang dinamakan dengan suku. Dari dasar ini, terbentuklah sebuah kelompok kecil maupun besar yang melandasi adanya interaksi antar anggota kelompok tersebut.
Dari kelompok-kelompok yang ada, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap kelompok memiliki perbedaan cara pandang antara anggota satu dengan anggota lainnya. Hal ini sangatlah wajar, namun dapat menjadi bencana apabila tidak diselesaikan dengan baik.

TEORI
Konflik berasal dari bahasa Latin configure (kata kerja) yang artinya saling memukul. Dapat diartikan bahwa konflik merupakan suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha untuk menyingkirkan pihak lainnya dengan cara membuatnya hancur.
Penyebab konflik pada umumnya yaitu perbedaan pandangan antar individu satu dengan yang lainnya saat sedang melakukan interaksi. Perbedaan tersebut diantaranya menyangkut perbedaan ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Konflik merupakan sesuatu yang wajar dalam suatu interaksi antar individu ataupun kelompok dalam hidup bermasyarakat.

DEFINISI KONFLIK
1. Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977)
Konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2. Gibson, et al (1997: 437)
Hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing-masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri-sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.

3. Robbin (1996)
Keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataa.

4. Muchlas (1999)
Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi. Konflik ini terutama pada tingkatan individuan yang sangat dekat hubungannya dengan stress.

5. Minnery (1985)
Konflik oraganisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling bergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.

6. Robbins (1993)
Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negative.

7. Pace & Faules (1994: 249)
Konflik merupakan ekspresi pertikaian antar individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alas an. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat dan dialami.

8. Folger & Poole (1984)
Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi.

9. Myers (1982: 2343-237); Kreps (1986: 185); Stewart(1993: 341)
Konflik senantiasa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alkokasi sumber-sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat.

10. Devito (1995: 381)
Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda.

11. Dalimunthe (2003)
Konflik merupakan perselisihan (disagreement), adanya ketegangan (the presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih

12. Winardi (2004)
Konflik merupakan sebuah situasi, dimana dua orang atau lebih menginginkan tujuan-tujuan yang menurut persepsi mereka dapat dicapai olah salah seorang diantara mereka, tetapi hal itu tidak mungkin dicapai oleh kedua belah pihak.

13. Robbins (2008)
Konflik adalah sebuah proses yang dimulai ketika satu pihak memiliki persepsi lain telah mempengaruhi secara negative, sesuatu yang menjadi kepedulian atau kepentingan pihak pertama.

JENIS-JENIS KONFLIK
1. Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi)
2. Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga atau gank)
3. Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi dengan massa)
4. Konflik antar satuan nasional (kampanye , perang saudara)
5. Konflik antar atau tidak antar Negara
6. Konflik antar politik

SUDUT PANDANG KONFLIK
1. Pandangan tradisional, bahwa konflik merupakan sesuatu yang diinginkan namun berbahaya bagi kehidupan organisasi.
2. Pandangan perilaku, konflik merupakan suatu kejadian yang bias terjadi dalam kehidupan organisasi ataupun mamsyarakat yang bias bermanfaat dan bias pula merugikan.
3. Pandangan interaksi, konflik merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat terhindarkan dan sangat diperlukan bagi pimpinan organisasi.

PEMBAHASAN
Dalam suatu kelompok ataupun organisasi, konflik merupakan hal yang sangatlah wajar. Perbedaan cara pandang, visi dan misilah yang terkadang sering menjadi penyebab konflik. Ababila tidak diselesaikan dengan baik, dapat saja suatu kelompok tersebut rapuh kekuatannya, dan akhirnya dibubarkan. Berikut ini merupakan beberapa penyebab konflik perorangan yang sering terjadi pada suatu kelompok :

FAKTOR PENYEBAB KONFLIK
1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Apabila terdapat suatu konflik yang berkepanjangan dan tak kunjung ditemui solusi dari konflik tersebut, hal terburuk yang mungkin terjadi yaitu bubarnya suatu kelompok atau organisasi. Selain bubarnya kelompok, terdapat pula akibat-akibat lain yang akan timbul dari konflik yang tidak terselesaikan dalam suatu kelompok atau organisasi, antara lain :

AKIBAT KONFLIK
1. Meningkatkan solidaritas sesame anggota kelompok (ingroup) yang mengalami konflik dengan kelompok lain
2. Keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai
3. Perubahan kepribadian pada individu, missal dendam, benci, saling curiga
4. Kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia
5. Dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik
Untuk menghindari dibubarkannya suatu kelompok, sangatlah diperlukan suatu proses musyawarah hingga mediasi antara pihak-pihak yang memiliki konflik (anggota yang memiliki konflik). Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan dewan dari kelompok tersebut, ataupun dengan pihak luar yang lebih adil. Karena apabila pihak ketiga diambil dari kelompok itu sendiri, mungkin terjadi pilih kasih (memihak pada satu orang).

STRATEGI MENGATASI KONFLIK :
1. Cara produktif
a. Withdrawal (penarikan)
Yaitu menunggu sambil berusaha memahami situasi, setelah kira-kira mampu dan yakin dapat behasil menghadapi konflik, baru melangkah untuk mengatasinya.

b. Assertif (tegas)
Yaitu berusaha mengatasi secara tegas dan dengan cara yang baik, serta berusaha membina hubungan yang baik dengan pihak lain ditandai dengan adanya kemauan baik untuk salaing mengerti dan memahami alas an, pertimbangan dan kepentingan pihak lain.

c. Adjusting (menyesuaikan)
Yaitu berusaha menyesuaikan diri dengan pihak lain.

2. Cara tidak produktif
a. Avoidance (penghindaran)
Yaitu menghindar dari konflik yang ada.

b. Force (kekuatan, paksaan)
Yaitu menggunakan kekuatan fisik, ancaman, terror dan paksaan.

c. Mengabaikan konflik karena menganggap konflik tersebut tidaklah penting.

d. Blame (menyalahkan)
Yaitu menyalahkan orang lain karena sumber konflik tidak jelas.

e. Silencers (peredam)
Yaitu bersikap supaya orang lain diam dengan cara menangis, menggunakan kata-kata sarkasme yang menyinggung masalah pribadi.

CARA MENYELESAIKAN KONFLIK
1. Majority rule
Keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak dalam voting.

2. Conciliation
Mempertemukan pihak-puhak yang bertikai untuk membuat kesepakatan bersama.

3. Stalemate
Berhenti pada titik tertentu karena kekuatan seimbang.

4. Elimination
Pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.

5. Arbitrasi
Mengundang pihak ketiga yang memberikan keputusan. Keputusan yang mengikat pihak yang memiliki konflik.

6. Mediasi
Mengundang pihak kletiga sebagai pemberi nasihat.

KESIMPULAN
Untuk menyelesaikan suatu konflik, diperlukan kesabaran dam pikiran yang jernih agar pihak yang bermasalah dalam kelompok tersebut tidak menimbulkan atau menyebarkan konflik yang lebih besar lagi yang mungkin dapat berpengaruh pada keutuhan kelompok yang diikutinya. Untuk itu diperlukan pihak ketiga yang tidak memihak (netral). Pihak ketiga ini bisa saja pimpinan atau dewan dari kelompok tersebut. Namun dalam suatu kelompok, biasa terjadi suatu pemihakan yang tentu berimbas pada ketidakadilan. Yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan. Tentu saja hal yang sangat merugikan bagi pihak yang memiliki konflik dan juga keutuhan dari kelompok tersebut.Untuk itu dipelukan suatu musyawarah dan mediasi yang sangatlah netral (adil) untuk dapet menyelesaikan konflik antar anggota kelompok tertentu. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinya pengunduran diri salah satu anggota, ataupun lebih. Dan yang lebih fatal yaitu pembubaran kelompok itu sendiri karena banyaknya konflik yang tidak terselesaikan di dalamnya.

Sumber :
http://sosiologipendidikan.blogspot.com/2008/11/konflik-sosial.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-juanita3.pdf


Nama : Nur Muhamad Iskandar
NPM : 15110137
Kelas : 2 KA 24

PERUM DAMRI

A. SEJARAH PERUM DAMRI
PERUM DAMRI lahir sejak jaman pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1943. Pada saat itu, ditengah-tengah perjuangan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan dari penjajah, berdirilah dua perusahaan angkutan yaitu yang bernama :
1. Jawa unyu zigyosha, khusus untuk angkutan barang dan
2. Zidosha sokyoku, khusus untuk angkutan penumpang dengan menggunakan kendaraan bermotor
Kemudian setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, perusahaan tersebut dikuasai oleh para pejuang kemerdekaan yang kemudian diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Dan perusahaan tersebut diubah namanya menjadi :
1. Jawa unyu zigyosha menjadi Djawatan pengankutan dan
2. Zidosha sokyoku menjadi Angkutan darat
Pada tanggal 25 november 1946, Berdasarkan maklumat menteri perhubungan No. 1/DM/46, kedua Djawatan tersebut diubah menjadi DAMRI yang merupakan singkatan dari Djawatan Angkutan Bermotor Republik Indonesia. Yang mempunyai tugas operasionalnya adalah menyelenggarakan angkutan darat untuk masyarakat denga menggunakan Truk, Bus, dan Angkutan bermotor lainnya.
Perubahan demi perubahan yang berlangsung begitu cepat setelah pasca kemantapan kemerdekaan Indonesia yang memberikan suatu isyarat pada Damri untuk melakukan suatu loncatan. Kemudian pemerintah mengambil langkah dengan mengubah status Damri dari Djawatan menjadi perusahaan Negara, hal ini berdasarkan PP No. 31 th 1984 nama Damri diubah lagi menjadi Perusahaan Umum Damri ( PERUM DAMRI ) hingga sekarang.
Kemudian Perum Damri diresmikan lagi pada tanggal 17 Oktober 1984. Berdasarkan SK Direksi Damri No. 134/OT/001/DAMRI 1984 dengan nama STASIUN PERUM DAMRI CENGKARENG. Dan pada akhirnya lagi pada tanggal 1 Desember 1984, statusnya dirubah lagi menjadi “ PERUM DAMRI UNIT NANGKUTAN KHUSUS BANDARA SOEKARNO – HATTA JAKARTA “.
Perum Damri Unit Angkutan Khusus Bandara Soekarno – Hatta mempunyai kedudukan sebagai unit pelaksana yang menjalankan sebagian tugas perusahaan dibidang Angkutan Bandar. Unit ini dipimpin oleh seorang kepala yang menerima petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab secara langsung kepada kantor pusat.
Kemudian Unit Angkutan Khusus Bandara Soekarno – Hatta melayani 7 route, yaitu Kemayoran, Gambir, Blok M, Kp. Rambutan, Rawamangun, Bekasi dan Bogor. Untuk jurusan bogor stan by dua jam sekali. Selain itu Unit Angkutan Khusus Bandara Soekarno – Hatta melayani jemputan PT. Angkasa Pura II dengan route Dwikora, Dirgantara ( Halim – Bandara Soekarno – Hatta ), Kuarton, Halim –Slipi, Departemen Perhubungan, Karawaci, batu Raja, KOABRI, Blok M, Kemayoran dan Cimone. Unit ini juga dipercaya oleh Departmene Tenaga Kerja untuk mengantarkan para tenaga kerja Indonesia ke Bandara Soekarno – hatta pulang pergi. Selain itu, pada tahun ini unit ini juga merupakan angkutan yang mengantarkan para jema’ah hajin dari asrama haji menuju ke Bandara. Unit ini uga melayani angutan transit khusus daerah Sumatra bagian selatan seperti Pangkal Pinang, Bangka dll.

B. LOKASI PERUSAHAAN
Nama unit : Perum Damri UAKB Soekarno-Hatta
Alamat : Jln. Tipar Cakung No. 39
Cakung Barat – Jakarta Timur
Telp : 4603708
4604184
Fax : 4604184
8583702
C. STRUKTUR ORGANISASI DAN PEMBAGIAN TUGAS
PERUM DAMRI terdiri dari tiga unit di daerah Jakarta, yaitu tingkat pusat, Unit Angkutan Khusus Bandar Soekarno-Hatta ( UAKB ), dan Tingkat Wilayah. Namun pada laporan ini penulis hanya akan mencantumkan Struktur Organisasi Unit Angkutan Khusus Bandara Soekarno-Hatta saja, Dimana Perum Damri UAKB adalah tempat si penulis melaksanakan Praktek Kerja Perusahaan (PKP). Struktur Organisasi dan pembagian tugas pada PERUM DAMRI Unit Angkutan Khusus Bandar Soekarno-Hatta adalah sebagai berikut :
1. Kepala Unit, mempunyai tugas :
 Menetapkan perintah-perintah serta melakukan perundingan-perundingan mengenai perjanjian.
 Mengoreksi hasil-hasil perundingan yang berupa naskah perjanjian.
 Menentukan ketentuan-ketentuan dan formulasi dalam setiap perjanjian dengan pihak lain.
 Menguji segala kegiatan-kegiatan yang ditunjukan kepada Perum Damri.
2. Bagian Niaga dan Angkutan
(a) Sub. Bagian Tata Laksana dan Operasi, mempunyai tugas :
 Dalam bidang Administrasi pengkarcisan, yaitu mengesahkan kartu persediaan dan menyerahkan bukti-bukti penumpang kepada crew yang telah mendapat surat perintah dinas serta menerima kembali sisa bukti penumpang yang belum terjual.
 Dalam bidang Administrasi pendapatan, yaitu mempunyai tugas menerima pesanan angkutan secara borongan dan mencatatnya dalam daftar pesanan angkutan dan membuat surat pesanan sewa angkutan borongan, membukukan semua pendapatan perusahaan hasil operasional. Baik yang berasal dari regular, borongan maupun perniagaan lainnya serta membuat laporan secara berkala tentang hasil-hasil perniagaan tersebut.
 Dalam bidang perusahaan, menghimpuin data yang ada kaitannya dengan angkutan. Baik mengenai bis maupun non bis yang meliputi jumlah armada, tarif trayek dan lainnya. Serta mempersiapkan program operasional baik program harian, bulanan dan tahunana sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh kantor pusat.
(b) Sub. Bagian Administrasi Kendaraan, mempunyai tugas :
 Mencatat surat kendaraan lain seperti STNK, STUK, IJIN TRAYEK, dll.
 Jika terjadi kecelakaan, mempelajari dan menyimpulkan sebab-sebab kecelakaan tersebut.
 Menyelesaikan masalah ganti rugi akibat kecelakaan baik yang timbul karena kelalaian pengemudi Damri maupun kelalalian pihak lain yang menyebabkan kerugian bagi Perum Damri.
 Membuat laporan mengenai jumlah dan keadaan kendaraan.
(c) Sub. Bagian Pengaturan Persiapan Kendaraan Dinas Angkutan , mempunyai tugas :
 Mempersiapkan surat perintah dinas angkutan sesuai dengan jadwal kerja harian pada crew.
 Mempersiapkan dan mengatur kendaraan-kendaraan yang siap dioperasi baik untuk melayani dinas angkutan jurusan yang sesuai dengan route ataupun untuk rombongan, serta crew cadangan jika sewaktu-waktu diperlukan.
 Mempersiapkan dan membuat jadwal giliran kerja bagi crew baik untuk shif I maupun untuk shif II dalam jadwal bulanan.
 Menerima laporan dari para crew baik yang kembali ke pool, yang sedang dalam perjalanan atau crew yang kembali bersama kendaraannya, tentang kerusakan kendaraan.
 Membuat daftar dan mengurusw uang dinas jalan para crew.
 Membina dan mengawasi terselenggaranya dinas angkutan sesuai dengan program yang telah ditentukan.
3. Bagian Tata Usaha
(a) Sub. Bagian Keuangan, mempunyai tugas dan kewajiban :
 Menerima uang hasil operasi, baik berupa borongan maupun regular atau perniagaan lainya.
 Mengadakan pembukuan untuk setiap penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan.
 Mempersiapkan, membuat dan mengusulkan anggaran bulanan maupun tahunan mengenai pendapatan dan pembiayaan untuk mendapatkan pengesahan dari kantor pusat.
 Membuat laporan keuangan setiap bulan untuk diserahkan ke kantor pusat.
(b) Sub. Bagian Kepegawaian (personalia), mempunyai tugas :
 Menyimpan dan memelihara berkas-berkas para pegawai.
 Mempersiapkan usulan-usulan yang berkaitan dengan perngangkatan pegawai, kenaikan jabatan, dan pemberhentian pegawai.
 Membuat dan mempersiapkan daftar gaji, uang beras dan tunjangan-tunjangan lain.
 Membuat laporan pegawai dan menyampaikannya ke kantor pusat.
 Mengajukan usulan serta mempersiapkan pegawai-pegawai yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan baik yang diselenggarakan oleh Perum Damri ataupun yang diselenggarakan oleh instansi lain.
(c) Sub. Bagian Umum dan Rumah Tangga, bertugas :
 Menerima dan mencatat surat yang berasal dari lingkungan Perum Damri maupun dari instansi lain dalam buku agenda.
 Mengurus dan menyelesaikan pengiriman surat-surat untuk Perum Damri dan instansi lain.
 Mempersiapkan laporan dan ikhtisar bulanan yang diperlukan kepala unit.
 Mempersiapkan, membeli, menyimpan dan mengurus alat-alat tulis dan perlengkapan kantor.
 Mengatur pengguanaan kendaraan dinas yang tidak diawasi oleh bagian teknik.
4. Bagian Tehnik, terdiri dari :
(a) Sub. Bagian Tata Laksana, mempunyai tugas dan kewajiban :
 Membuat surat perintah kerja untuk para montir.
 Mencatat dan mengerjakan bukti barang masuk dan keluar.
 Mencatat dan mengerjakan kartu persediaan barang.
 Mencatat label barang-barang yang diterima dan dikeluarkan ( dibutuhkan ).
 Membuat laporan pembiayaan kendaraan dan perinciannya tiap bulan.
 Membuat surat pesanan barang.
 Membuat daftar intensif karyawan tehnik.
(b) Sub. Bagian Persediaan Gudang, bertugas :
 Mempersiapkan rencana pengadaan suku cadang, atau spare part lainnya yang merupakan perlengkapan kendaraan-kendaraan dan perlengkapan tehnik.
 Mengurus dan menerima bon permintaan barang (AG/I) dan spare part lainnya dari bagian pemeliharaan dan perawatan.
 Mencatat label barang-barang yang telah diterima dan dikeluarkan.
(c) Sub. Bagian Pemeliharaan dan perawatan, bertugas :
 Membuat jadwal kerja para montir.
 Merawat dan memperbaiki kendaraan-kendaraan dinas angkutan atau kendaraan non dinas angkutan.
 Mengurus dan menyampaikan laporan kerusakan untuk memohon perbaikan khusus untuk kerusakan-kerusakan yang harus ditangani oleh bengkel luar.
 Menyusun laporan pemeliharaan dan perawatan kendaraan.
 Mengadakan tes atau pengujian terhadap kendaraan yang baru diperbaiki.
D. UNIT-UNIT KERJA PADA PERUM DAMRI
Berdasarkan data yang didapatkan, pada unit-unit kerja pernulis menuliskan unit-unit kerja Perum Damri UAKB Soekarno-Hatta. Berikut adalah unit-unit kerja pada Perum Damri UAKB Soekarno-Hatta :
1. Kepala Unit,
2. Kabag. Niaga dan Angkutan, terdiri dari:
 Kasubag. Tata Laksana dan Operasi,
 Kasubag. Administrasi kendaraan, dan
 Kasubag. Pengatur persiapan kendaraan dinas angkutan.
3. Kabag. Tata Usaha, terdiri dari:
 Kasubag. Keuangan
 Kasubag. Kepegawaian (Personalia), dan
 Kasubag. Umum
4. Kabag. Tehnik, terdiri dari:
 Kasubag. Tata Laksana tehnik,
 Kasubag. Tata Laksana Gudang,
 Kasubag. Pemeliharaan dan Perawatan.

Selasa, 28 Juni 2011

TEORI KESERASIAN

Keserasian adalah perpaduan, pertentangan, ukuran, seimbang. Terdapat 2 teori keserasian

a. Teori Objectif dan Subjectif

salah satu persoalan pokok dari teori keindaha adalah mengenai sifat dasar dari keindahan . apakah keindahan merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori ogjektif dan subjektif.

Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang memnuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhnya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda. Pendukung teori objectif adalah Plato dan Hegel.

Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada penerapan dan si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda indah itu. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry dan Edmund Burke.

b. Teori PerimbangaN

Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, dan pelimpahan.

Teori pengimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunanai Kuno dulu dipahami dalam arti terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (mempunyai bagian-bagian). Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka.

Teori ini hanya berlaku dari abad ke-5 sebelum Masehi sampai abad ke-17 Masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni.

Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan sesungguhnya tercipta dari tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, pengambaran, pelimpahan, dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan.

Sumber:

Buku IBD, Universitas Gunadarma

Contoh-Contoh Penderitaan

Penderitaan Sebuah Fenomena Universal

Penderitaan, memang tak hanya terjadi lantaran perang ataupun tingkah manusia agresif lainnya. Banyak hal yang sebenarnya yang bisa menjadi penderitaan manusia, bencana alam, musibah atau kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan lain sebagainya. Selain itu penderitaan boleh juga dibilang sebagai fenomena yang universal. Penderitaan tidak mengenal ruang dan waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia di zaman ini, dimana kebutuhan dan tuntutan hidup semakin meningkat yang pada instansi berikut bisa menimbullkan penderitaan bagi yang tidak mampu memenuhinya. Akan tetapi penderitaan, konon telah dikenal sejak kelahiran manusia pertama. Belum begitu lepas dari ingatan kita, barangkali, betapa adam dan hawa harus menderita terlompat dari surga lantaran tindakannya sendiri yang mengesampingkan perintah tuhan dan lebih menuruti nafsu dan bujukan syaitan.

Penderitaan Sebagai Anak Penguasaan

Diatas telah dikemukakan bahwa banyak factor yang sebenarnya menjadi penyebab penderitaan manusia, pendekatan bisa saja diakibatkan oleh perang, bencana alam, musibah atau kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan, dan lain sebagainya. Namun demikian tidak jarang justru penderitaan dating atau disebabkan oleh unsure manusia itu sendiri. Banyak factor bukti menunjukkan bahwa factor yang telah disebut di atas mampu menjadi timbulnya penderitaan lewat sentuhan tangan manusia.

Manusia sebagai factor utama penyebab penderitaan memang sudah disadari sejak dahulu, penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan daru ulah manusia lainnya. Ini semua sulit terbantahkan mengingat penderitaan itu pada dasarnya merupakan anak penguasaan, dan jarang sebagai anak kebebasan.

Penderitaan manusia, sebagai buah dari praktek penguasaan, tidak lepas pula dari pengamatan para sastrawan, atau bahkan pada seniman pada umumnya. Dan memang terhadap yang satu ini mereka umumnya lebih mudah menangkan fenomena tersebut dan sekaligus lebih vokal dalam menyuarakannya dibandingkan kelompok property lainnya.

Sumber:

· http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-penderitaan.html

· http://manusiadanpenderitaankehidupan.blogspot.com/2010/11/penderitaan-manusia-di-dalam-kehidupan.html

PENGARUH PENDERITAAN TERHADAP SESEORANG

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat sikap yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, kecewa, putus asa, rasa ingin bunuh diri. Selanjutnya efek dari sikap negatif ini akan menimbulkan rasa takut atasa pa yang telah mereka derita.

Sikap positifnya yaitu sikap optimis dalam mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan hanya bagian kecil dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah. Bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti.

Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada yang melihat maka mereka akan menilai karya seni tersebut. Penilaian itu berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tifak sesuai digantukan dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang mneghambat harus disingkirkan.

Sumber:

· Buku IBD, Universitas Gunadarma
· http://reshairnia.blogspot.com

SEBAB-SEBAB PENDERITAAN

Apabila dikelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab – sebab timbulnya penderitaa, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut:

a. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia

Penderitaan yang menimpa manisa karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini terkadang disebut nasib buruk. Nasib buruk tersebut dapat berubah menjadi baik. Dengan kata lain manusia itu sendirilah yang dapat memperbaiki nasibnya. Tuhan yang menntukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya. Perbuatan manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Tetapi kadang manusia itu sendiri tidak menyadarinya, contohnya kita membuang sampah sembarangan sehingga menyebabkan banjir.

b. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan

Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakan dan optimisme dapat menjadi usaha untuk mengatasi penderitaan tersebut.

Sumber:

· Buku IBD, Universitas Gunadarma
· http://reshairnia.blogspot.com